Tampilkan postingan dengan label materi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label materi. Tampilkan semua postingan

Perkembangan Enterprise Resource Planning (ERP)

Perkembangan Enterprise Resource Planning
MRP II



Enterprise Resource Planning atau yang disingkat ERP adalah sistem informasi yang diperuntukan bagi perusahaan untuk menangani peran mengintegrasikan dan mengoptimalisasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi pada perusahaan.


ERP berkembang dari Manufacturing Resource Planning (MRP II) yang merupakan evolusi dari Material Requirements Planning (MRP). 

 

Sistem ERP sering disebut Back Office System yang mengindikasikan bahwa pelanggan atau masyarakat tidak terlibat dalam sistem ini. Hingga saat ini perkembangan ERP telah sampai pada era Extended ERP/ERP II.




PERKEMBANGAN ERP

 
ERP berkembang dari era awal yang bernama MRP, Close Loop MRP, MRP II, Planning MRP II, ERP dan Extended ERP.

A.    MRP

Tahun 1960-an merupakan konsep awal dari ERP dengan adanya MRP, dengan konsep perencanaan kebutuhan material. 

 

Sistem ini meliputi perencanaan dan penjadwalan kebutuhan material perusahaan seperti produk apa yang akan dibuat, apa yang diperlukan untuk membuat produk, kapan material tersebut diperlukan, dan berapa banyak material tersebut diperlukan. 

 

MRP didasarkan pada permintaan dependen yaitu permintaan yang disebabkan oleh permintaan terhadap item level yang lebih tinggi. 

 

Misalnya permintaan akan mesin otomotif, roda merupakan permintaan dependen yang tergantung pada permintaan otomobil. 

 

Keunggulan Material Requirement Planning (MRP) antara lain adalah sebagai berikut

  • Memberikan kemampuan untuk menciptakan harga yang lebih kompetitif,
  • Mengurangi harga jual,
  • mengurangi persediaan,
  • Layanan yang lebih baik kepada pelanggan,
  • respon yang lebih baik terhadap tuntutan pasar,
  • kemampuan mengubah skedul master
  • mengurangi biaya set-up, dan waktu nganggur (idle time)

 

Sedangkan kelemahan yang menyangkut kegagalan MRP mencapai tujuan yang disebabkan oleh:

  • kurangnya komitmen dari manajemen puncak dalam pengimplementasian MRP,
  • MRP dipandang sebagai sesuatu yang terpisah dari sistim lainnya, lebih dipandang sebagai sistim yang berdiri sendiri dalam menjalankan operasi perusahaan daripada sebagai suatu sistim yang terkait dengan sistim lain dalam perusahaan.
  • membutuhkan akurasi operasi,

 

 

 

B.    Close Loop MRP

Tahun 1970-an merupakan close loop MRP yaitu menjadi tahap selanjutnya dari MRP dan merupakan sederetan fungsi yang tidak hanya terbatas pada MRP terkait dengan perencanaan kapasitas, perencanaan dan eksekusi, terdiri atas alat bantu penyesuaian masalah prioritas dan adanya rencana yang dapat diubah atau di ganti jika diperlukan. 


Close Loop MRP dapat mengembalikan produk sebagai bagian dari rantai suplai. 

 

Proses Loop produk dapat dating dari saluran eceran pelanggan atau berasal dari fasilitas produksi yang dalam bentuk manufaktur oleh produk- produk yang gagal memenuhi pengendalian mutu. 

 

 

 

C.    MRP II

Tahun 1980-an MRP berkembang menjadi MRP II (Manufacturing Resource Planning), yang memperkenalkan konsep mengenai penyatuan kebutuhan material (MRP) dan kebutuhan sumber daya untuk proses produksi, dengan menambahkan 3 elemen yaitu: 

  • perencanaan penjualan dan operasi, 
  • antarmuka keuangan dan 
  • simulasi analisis dari kebutuhan yang diperlukan.

 

MRP II
MRP II

 

 

Model bisnis dari MRP II dapat dibagi menjadi Perencanaan Manajemen Puncak, perencanaan Manajemen Operasi, dan Pelaksanaan Manajemen Operasi.

1.    Perencanaan Manajemen Puncak
Perencanaan manajemen puncak terdiri dari peencanaan bisnis, perencanaan penjualan, dan perencanaan produksi.

a)    Perencanaan Bisnis
Perencanaan bisnis meliputi misi, arah, nilai, tujuan utama secara umum, dan keharusan dalam bisnis perusahaan.


b)    Perencanaan Penjualan
Perencanaan penjualan mengenai apa dan berapa hasil produksi yang akan dijual oleh perusahaan dalam satuan waktu tertentu,biasanya dalam rentang satu tahun. 

Perencanaan ini dilakukan untuk setiap jenis barang dan keseluruhan produk, yang dicantumkan dalam nilai uang dan dalam satuan barang. Perencanaan penjualan biasanya didasarkan pada permintaan pasar.

 

c)    Prencanaan Produksi
Perencanaan Produksi, yang merupakan perencanaan untukmemproduksi atau menghasilkan produk yang sesuai dengan perencanaan penjualan



2.    Perencanaan Manajemen Operasi
Perencanaan manajemen operasi adalah perencanaan untuk mengembangkan secara terinci kebutuhan material dan kapasitas.

a)    Jadwal Produksi Induk
Jadwal Produksi Induk atau Master Production Schedule (MPS) menggambarkan urutan pembuatan produk yang akan dihasilkan. 


MPS dibuat setiap minggu dan berisi rincian setiap jenis barang yang akan diproduksi, jadwal pemesanan pelanggan dan potensi kebutuhan pelanggan.


b)    Perencanaan Material
Perencanaan material adalah daftar kebutuhan material dari jadwal produksi induk yang dibuat, baik marterial tersebut sedang dipesan maupun sudah terdedia di perusahaan. 


c)    Perencanaan Kapasitas
Proses Perencanaan Kebutuhan Kapasitas atau Capacity Requirement Planning (CRP) hampir sama dengan proses perencanaan material. 

 

Apabila perencanaan material mencantumkan kebutuhan terinci mengenai material, maka CRP mencantumkan kebutuhan mengenai kapasitas. 

 

Pembuatan CRP dilakukan berdasarkan data seperti MRP, pesanan yang sedang berjalan,waktu pembuatan, dan waktu penyiapan.

 

 

3.    Eksekusi Manajemen Operasi
Tahap eksekusi dalam MRP II biasanya terdiri dari pembelian barang dari pemasok luar dan pelaksanaan produksi yang dilakukan di dalam pabrik. 

a)    Pengawasan Pembelian
Pengawasan pembelian dilakukan untuk mengawasi jumlah pembelian, waktu pembelian dan waktu penerimaan barang agar sesuai dengan waktu yang ditentukan


b)    Pengawasan Ruangan
Pengawasan Ruangan berarti pengawasan atas kelancaran kapasitas setiap  produksi atau pusat pembuatan barang dan proses produksi. 

 

Proses produksi menyangkut efisiensi dalam waktu antrean, waktu pembuatan, pengawasan mutu, serta waktu pemindahan barang jadi.

 

c)    Pengukuran Kerja
Pengukuran kinerja adalah sesuatu yang sangat penting dalam proses manajemen. Tanpa pengukuran kinerja yang bersifat kuantitatif, sulit untuk mengetahui diketahui secara obyektif dan pertanggung jawaban mengenai keberhasilan suatu perencanaan. 

 

Karena kinerja harus dapat diukur, maka disamping ukuran kualitatif juga dibutuhkan ukuran kuantitatif. 

 

Ukuran kinerja biasanya perlu dikembangkan untuk dua hal yaitu ukuran efisiensi dan ukuran efektivitas.
 

 

 

C.    ERP

Tahun 1990-an perkembangan ERP mulai pesat, awal dari perkembangan ERP dipelopori oleh 5 karyawan IBM di Mannheim Jerman yang menciptakan SAP yang berfungsi untuk menyatukan solusi bisnis. 

 

Merupakan perluasan dari MRP II yaitu perluasan pada beberapa proses bisnis diantaranya integrasi keuangan, rantai pasokdan meliputi lintas batas fungsi organisasi dan juga perusahaan dengan dilakukan secara mudah.

 

Bertujuan agar perusahaan dapat beroperasi dengan baik pada kondisi yang cepat berubah dan lebih kompetitif. MRP II mirip seperti Close Loop MRP hanya saja ada penambahan dengan tiga elemen yaitu:

  • Perencanaan penjualan dan operasi, yang digunakanuntuk menyeimbangkan antara permintaan danpersediaan.
  • Antarmuka keuangan, kemampuan menterjemahkanrencana operasional (dalam bentuk pieces, kg, gallon, dansatuan lainya) menjadi satuan biaya.
  • Simulasi, kemampuan melakukan analisis untukmendapatkan jawaban yang mungkin diterapkan dalamsatuan unit maupun uang.Perkembangan ERP

 

Penggunaan ERP dalam sebuah perushaan menekankan pada penggunaan teknologi didalamnya, khususnya penggunaan teknologi informasi. 

 

Alasan dari penggunaan ERP adalah dapat dilakukannya integrasi khususnya integrasi perencanaan dalam ERP meliputi informasi keuangan, informasi pesanan pelanggan, standarisasi dan percepatan proses manufaktur, mengurangi persediaan, dan standarisasi informasi karyawan.


Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan sistem ERP dalam sebuah perusahaan adalah

  • Integrasi dalam sebuah sistem ERP dapa membuat proses pengambilan keputusan dilakukan dengan lebih efektif dan efisien.
  • ERP memungkinkan melakukan integrasi secara global. Halangan yang tadinya berupa perbedaan valuta, perbedaan bahasa, dan perbedaan budaya, dapat dijembatani secara otomatis, sehingga data dapat diintegrasikan.
  • ERP tidak hanya memadukan data dan orang, tetapi juga menghilangkankebutuhan pemutakhiran dan pembetulan banyak sistem komputer yang terpisah.
  • ERP memungkinkan manajemen mengelola operasi, tidak hanya sekedar memonitor saja. 

 

 

 

D.    Extended ERP

Tahun 2000-an ERP berevolusi menjadi Extended ERP (ERPII). Ruang lingkup Extended ERP lebih luas dan lebih komplek dari ERP. 

 

Pada dasarnya ERP adalah penambahan module keuangan pada MRPII, sehingga lebih memudahkan bagi para pengambil keputusan menentukan keputusan-keputusannya, Melingkupi perluasan yang menjebatani pemasok sampai dengan konsumen dan difokuskan pada konsumen dan integrasi dengan supplier


Ladangtekno

Studi Kasus Sistem Pakar Dengan Metode Forward Chaining

Studi Kasus Sistem Pakar Dengan Metode Forward Chaining



 Studi Kasus Sistem Pakar Dengan Metode Forward Chaining

 

Sebelumnya saya sudah membahas mengenai sistem pakar. Mulai dari pengertian hingga komponen yang menyusun sistem pakar.


Kali ini saya akan membahas mengenai sebuah studi kasus sistem pakar dengan menggunakan metode foward chaining


sebelum  kita masuk ke studikasusnya tentu kita harus mengetahui dulu apa itu foward chaining


Dasar Teori Metode Forward Chaining

Terdapat dua metode yang dapat digunakan oleh mesin iferensi untuk mencari kesimpulan dari permasalahan yang dicari, yaitu forward chaining dan barcward chaining, dalam studi kasus ini metode yang digunakan adalah metode forward chaining. 


Forward chaining merupakan metode pencarian yang memulai proses pencarian dari sekumpulan data atau fakta, dari fakta-fakta tersebut dicari suatu kesimpulan yang menjadi solusi dari permasalahan yang dihadapi. 

 

Mesin inferensi mencari kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan yang premisnya sesuai dengan fakta-fakta tersebut, kemudian dari aturan-aturan tersebut diperoleh suatu kesimpulan. 


Forward chaining memulai proses pencarian dengan data sehingga strategi ini disebut juga data-driven. 

 

Jadi metode forward chaining ini memulai pencarian kesimpulan dari fakta atau data yang lebih spesifik.




Studi kasus

Sekarang kita akan masuk ke pembahasan studi kasusnya


Studi kasus yang diambil yaitu mengenai cara mendeteksi kesalahan atau kerusakan yang terjadi pada komputer dengan menggunakan gejala – gejala yang muncul sebagai acuan untuk mencapai atau memperoleh kesimpulan.


Sekarang kita akna definisikan dulu gejala yang ada pada sebuah komputer. Gejala disimbolkan dengan kode G.


GEJALA 

  1. G1    Tidak ada gambar tertampil di monitor
  2. G2    Terdapat garis horisontal/vertikal di tengah monitor
  3. G3    Tidak ada tampilan awal bios
  4. G4    Muncul pesan eror pada bios
  5. G5    Alarm bios berbunyi
  6. G6    Terdengar suara aneh pada HDD
  7. G7    Sering terjadi hang/crash saat menjalankan aplikasi
  8. G8    Selalu scandisk ketika booting
  9. G9    Muncul pesan eror saat menjalankan game atau aplikasi grafis
  10. G10    Device informasi tidak terdekteksi dalam device manajer, meski driver telah terinstal
  11. G11    Tiba-tiba OS melakukan restart otomatis
  12. G12    Keluar blue screen pada OS Windows
  13. G13    Suara tetap tidak keluar meskipun driver dan setting device telah dilakukan sesuai petunjuk
  14. G14    Muncul pesan eror saat menjalankan aplikasi audio
  15. G15    Muncul pesan error saat pertama OS di Load dari HDD
  16. G16    Tidak ada tanda - tanda dari sebagian/seluruh perangkat bekerje (semua kipas pendingin tidak berputas)
  17. G17    Sering tiba - tiba mati tanpa sebab
  18. G18    Muncul pesan pada windows, bahwa Windows kekurangan virtual memory
  19. G19    Aplikasi berjalan dengan lambat, respon yang lambat terhadap input-an
  20. G20    kinerja grafis sangat berat (biasanya dalam game dan manipulasi gambar)
  21. G21    Device tidak terdeteksi dalam bios
  22. G22    Informasi deteksi yang salah dalam bios
  23. G23    Hanya sebagian perangkat yang berkerja
  24. G24    Sebagian/seluruh karakter inputan mati
  25. G25    Pointer mouse tidak merespon gerakan mouse

 

Selanjutnya definisikan kerusakan yang terjadi pada komputer.


KERUSAKAN

  1. K1    Monitor rusak
  2. K2    Memori Rusak
  3. K3    HDD Rusak
  4. K4    VGA Rusak
  5. K5    Sound Card Rusak
  6. K6    OS Bermasalah
  7. K7    Aplikasi Rusak
  8. K8    PSU Rusak
  9. K9    Prosesor Rusak
  10. K10    Memory Kurang
  11. K11    Memory VGA Kurang
  12. K12    Clock Prosesor Kurang Tinggi
  13. K13    Kabel IDE Rusak
  14. K14    Kurang Daya Pada PSU
  15. K15    Perangkat USB Rusak
  16. K16    Keyboard Rusak
  17. K17    Mouse Rusak

 

Jika kerusakan dan gejala sudah didefinisikan. Sekarang kita akan membuat kesimpulan dari gejala-gejala yang timbul. kesimpulannya menjadi seperti dibawah ini


kesimpulan
Gambar 1 Kesimpulan


Kode K menunjukan Kerusakan yang terjadi, Kode G menunjukan gejala – gejala yang timbul sehingga dapat ditarik kesimpulan pada kerusakan. Misalnya komputer disimpulkan mengalami kerusakan kerusakan K2 karena menimbulkan gejala G3, G4, G5, G11 dan G12. 

 

Aturan yang dapat dibuat berdasarkan kesimpulan dari Gambar 1 adalah sebagai berikut

1.    Aturan 1
Aturan pertama yang dapat dibuat sesuai dengan tabel kesimpulan pada Gambar 1 adalah sebagai berikut.


IF Tidak ada gambar tertampil di monitor
AND Terdapat garis horisontal/vertikal di tengah monitor
THEN Monitor Rusak

 
Keterangan:
Jika Gejala yang muncul adalah tidak ada gambar yang tampil di monitor dan terdapat garis hosrisontal/vertikal di tengah monitor maka diperoleh kesimpulan monitor rusak.

2.    Aturan 2
Aturan kedua yang dapat dibuat sesuai dengan tabel kesimpulan pada Gambar 1 adalah sebagai berikut.


IF Tidak ada tampilan awal bios AND Muncul pesan eror pada bios
AND Alarm bios berbunyi AND Tiba-tiba OS melakukan restart otomatis AND Keluarnya blue screen pada OS Windows
THEN Memori Rusak

 
Keterangan:
Jika Gejala yang muncul adalah Tidak ada tampilan awal bios AND Muncul pesan eror pada bios, Alarm bios berbunyi AND Tiba-tiba OS melakukan restart otomatis, Keluarnya blue screen pada OS Windows maka diperoleh kesimpulan Memori Rusak.

3.    Aturan 3
Aturan ketiga yang dapat dibuat sesuai dengan tabel kesimpulan pada Gambar 1 adalah sebagai berikut.
 

IF Terdengar suara aneh pada HDD
AND Sering terjadi hang/crash saat menjalankan aplikasi
AND Selalu scandisk ketika booting
AND Device driver informasi tidak terdeteksi dalam device manager, meski driver telah di install
AND Device tidak terdeteksi dalambios
AND Informasi deteksi yang salah dalam bios
THEN HDD Rusak

 

Keterangan:
Jika Gejala yang muncul adalah Terdengar suara aneh pada HDD, Sering terjadi hang/crash saat menjalankan aplikasi, Selalu scandisk ketika booting, Device driver informasi tidak terdeteksi dalam device manager, meski driver telah di install, Device tidak terdeteksi dalam bios, Informasi deteksi yang salah dalam bios maka diperoleh kesimpulan HDD Rusak.

4.    Aturan 4
Aturan keempatyang dapat dibuat sesuai dengan tabel kesimpulan pada Gambar 1 adalah sebagai berikut.
IF Tidak ada gambar tertampil di monitor
AND Tidak ada tampilan awal bios
AND Alarm bios berbunyi
AND Muncul pesan eror saat menjalankan game atau aplikasi grafis
AND Device driver informasi tidak terdeteksi dalam device manager, meski driver telah di install
AND Keluarnya blue screen pada OS Windows
AND Suara tetap tidak keluar meskipun driver dan setting device telah dilakukan sesuai petunjuk
THEN VGA Rusak

 
Keterangan:
Jika Gejala yang muncul adalah Tidak ada gambar tertampil di monitor, Tidak ada tampilan awal bios, Alarm bios berbunyi, Muncul pesan eror saat menjalankan game atau aplikasi grafis, Device driver informasi tidak terdeteksi dalam device manager, meski driver telah di install, Keluarnya blue screen pada OS Windows dan Suara tetap tidak keluar meskipun driver dan setting device telah dilakukan sesuai petunjuk maka diperoleh kesimpulan VGA Rusak.

5.    Aturan 5
Aturan kelima yang dapat dibuat sesuai dengan tabel kesimpulan pada Gambar 1 adalah sebagai berikut.


IF Device driver informasi tidak terdeteksi dalam device manager, meski driver telah di install
AND Suara tetap tidak keluar meskipun driver dan setting device telah dilakukan sesuai petunjuk   
AND Muncul pesan eror saat menjalankan aplikasi audio
THEN Sound Card Rusak


Keterangan:
    Jika Gejala yang muncul adalah Device driver informasi tidak terdeteksi dalam device manager, meski driver telah di install, Suara tetap tidak keluar meskipun driver dan setting device telah dilakukan sesuai petunjuk dan Muncul pesan eror saat menjalankan aplikasi audio maka kesimpulan yang dapat diambil adalah Sound Card Rusak.

6.    Aturan 6
Aturan keenam yang dapat dibuat sesuai dengan tabel kesimpulan pada Gambar 1 adalah sebagai berikut.


IF Tiba-tiba OS melakukan restart otomatis
AND Keluarnya blue screen pada OS Windows
AND Muncul pesan eror saat pertama OS di load dari HDD
THEN OS Bermasalah 

 

Keterangan:
Jika Gejala yang muncul adalah Tiba-tiba OS melakukan restart otomatis, Keluarnya blue screen pada OS Windows dan Muncul pesan eror saat pertama OS di load dari HDD maka dapat diambil kesimpulan OS Bermasalah.

7.    Aturan 7
Aturan ketujuh yang dapat dibuat sesuai dengan tabel kesimpulan pada Gambar 1 adalah sebagai berikut.


IF Sering terjadi hang/crash saat menjalankan aplikasi
AND Keluarnya blue screen pada OS Windows
THEN Aplikasi Rusak


Keterangan:
Jika Gejala yang muncul adalah Sering terjadi hang/crash saat menjalankan aplikasi dan Keluarnya blue screen pada OS Windows maka dapat diambil kesimpulan Aplikasi Rusak.

8.    Aturan 8

Aturan kedelapan yang dapat dibuat sesuai dengan tabel kesimpulan pada Gambar 1 adalah sebagai berikut.


IF Tidak ada tanda-tanda dari sebagian/seluruh perangkat bekerja (semua kipas pendingin tidak berputar)
AND Sering tiba-tiba mati tanpa sebab
THEN PSU Rusak

 
Keterangan:
Jika Gejala yang muncul adalah Tidak ada tanda-tanda dari sebagian/seluruh perangkat bekerja (semua kipas pendingin tidak berputar) dan Sering tiba – tiba mati tanpa sebab maka dapat diambil kesimpulan PSU rusak.

9.    Aturan 9
Aturan kesembilanyang dapat dibuat sesuai dengan tabel kesimpulan pada Gambar 1 adalah sebagai berikut.


IF Tidak ada gambar tertampil di monitor
AND Tidak ada tampilan awal bios
AND Muncul pesan eror pada bios
AND Alarm bios berbunyi
THEN Prosesor Rusak


Keterangan:
Jika Gejala yang muncul adalah Tidak ada gambar tertampil di monitor, Tidak ada tampilan awal bios, Muncul pesan eror pada bios dan Alarm bios berbunyi maka dapat diambil kesimpulan Prosesor Rusak.

10.    Aturan 10
Aturan kesepuluh yang dapat dibuat sesuai dengan tabel kesimpulan pada Gambar 1 adalah sebagai berikut.


IF Muncul pesan pada windows, bahwa windows kekurangan virtual memori
AND Aplikasi berjalan dengan lambat, respon yang lambat terhadap input-an
THEN Memory Kurang

 
Keterangan:
Jika Gejala yang muncul adalah Muncul pesan pada windows, bahwa windows kekurangan virtual memori dan Aplikasi berjalan dengan lambat, respon yang lambat terhadap input-an maka dapat diambil kesimpulan Memory Kurang

11.    Aturan 11
Aturan kesebelas yang dapat dibuat sesuai dengan tabel kesimpulan pada Gambar 1 adalah sebagai berikut.


IF Muncul pesan eror saat menjalankan game atau aplikasi grafis
AND Kinerja grafis terasa sangat berat (biasanya dalam game dan manipulasi gambar)
THEN Memory VGA Kurang

 
Keterangan:
Jika Gejala yang muncul adalah Muncul pesan eror saat menjalankan game atau aplikasi grafis dan Kinerja grafis terasa sangat berat (biasanya dalam game dan manipulasi gambar) maka dapat diambil kesimpulan Memory VGA Kurang.


12.    Aturan 12
Aturan keduabelas yang dapat dibuat sesuai dengan tabel kesimpulan pada Gambar 1 adalah sebagai berikut.


IF Aplikasi berjalan lambat, respon yang lambat terhadap inputan
THEN Clock Prosesor Kurang Tinggi

 
Keterangan:
Jika Gejala yang muncul adalah Aplikasi berjalan lambat, respon yang lambat terhadap inputan maka dapat diambil kesimpulan Clock Prosesor Kurang Tinggi.

13.    Aturan 13
Aturan ketigabelas yang dapat dibuat sesuai dengan tabel kesimpulan pada Gambar 1 adalah sebagai berikut.


IF Device tidak terdeteksi dalam bios
THEN Kabel IDE Rusak


Keterangan:
Jika Gejala yang muncul adalah Device tidak terdeteksi dalam bios maka dapat diambil kesimpulan Kabel IDE Rusak

14.    Aturan 14
Aturan keempatbelas yang dapat dibuat sesuai dengan tabel kesimpulan pada Gambar 1 adalah sebagai berikut.


IF Alarm bios berbunyi
AND Hanya sebagian perangkat yang bekerja
THEN Kurang Daya Pada PSU
Keterangan:


Jika Gejala yang muncul adalah Alarm bios berbunyi dan Hanya sebagian perangkat yang bekerja maka dapat diambil kesimpulan Kurang daya pada PSU.

15.    Aturan 15
Aturan kelimabelas yang dapat dibuat sesuai dengan tabel kesimpulan pada Gambar 1 adalah sebagai berikut.


IF Device driver informasi tidak terdeteksi dalam device manager, meski driver telah di install
THEN Perangkat USB Rusak

 
Keterangan:
Jika Gejala yang muncul adalah Device driver informasi tidak terdeteksi dalam device manager, meski driver telah di install maka dapat diambil kesimpulan Perangkat USB Rusak

16.    Aturan 16
Aturan keenambelas yang dapat dibuat sesuai dengan tabel kesimpulan pada Gambar 1 adalah sebagai berikut.


IF Device driver informasi tidak terdeteksi dalam device manager, meski driver telah di install
AND Sebagian/seluruh karakter inputan mati
THEN Keyboard Rusak

 
Keterangan:
Jika Gejala yang muncul adalah Device driver informasi tidak terdeteksi dalam device manager, meski driver telah di install dan Sebagian/seluruh karakter inputan mati maka dapat diambil kesimpulan keyboard rusak

17.    Aturan 17
Aturan terakhir yang dapat dibuat sesuai dengan tabel kesimpulan pada Gambar 1 adalah sebagai berikut.


IF Device driver informasi tidak terdeteksi dalam device manager, meski driver telah di install
AND Pointer mouse tidak merespon gerakan mouse
THEN Mouse Rusak

 
Keterangan:
Jika Gejala yang muncul adalah Device driver informasi tidak terdeteksi dalam device manager, meski driver telah di install dan Pointer mouse tidak merespon gerakan mouse maka dapat diambil kesimpulan.


Tampilan pohon keputusannya menjadi seperti diabawah ini

pohon keputusan
Gambar 2 Pohon Keputusan

 

Gambar 2 merupakan tampilan dari pohon keputusan yang digunakan untuk membuat sistem pakar pohon keputusan tersebut menjelaskan aluran keputusan yang dapat diambil ketika terdapat input jawaban dari pengguna. 

 

Jawaban tersebut berupa ya dan tidak. Jawaban bernilai true atau ya akan mengarah ke posisi kana sedangkan jawaban yang bernilai false atau tidak akan mengarah ke sisi kiri. 

 

Lambang G pada pohon kepututusan menunjukan gejala yang akan ditanyakan pada pemakai sistem pakar sedang kan lambang K menunjukan kesimpulan yang dapat diambil ketika pengguna melakukan input-an gejala ke sistem pakar. 

 

Contoh dari pencarian sebuah penyelesaian dari pohon keputusan diatas adalah sebagai berikut

  • Pertanyaan G5 akan ditampilkan pertama kali, ketika pengguna memilih jawaban ya maka akan mengarah ke pertanyaan G3.
  • Pertanyaan G3 jika dijawab ya oleh pengguna akan berlanjut ke pertanyaa G1b, G1b dan G1a merupakan pertanyaan yang sama hanya saja karena dapat menimbulkan lebih dari satu kemungkinan jawaban maka dibuat G1 menjadi G1a dan G1b.
  • Pertanyaan G1b ditampilkan dan menjawab ya maka akan ditampilkan jawaban yang merupakan kesimpulan yang diperoleh dari pertanyaan G5, G3, dan G1b yaitu K9

 

 

Nah sekian pembahasan mengenai studi kasus yang ada di Sistem pakar dengan metode Metode Forward Chaining.

Sistem Pakar | Pengertian - Keuntungan - Keunggulan - Kekurangan - Komponen

 

Sistem Pakar | Pengertian - Keuntungan - Keunggulan - Kekurangan - Komponen

 

Hai Sobat Ladangtekno,

 

Kali ini saya akan membahas mengenai Sistem Pakar. Ada beberapa yang saya akan bahas kali ini mulai dari Pengertian Sistem Pakar, Keuntungan dan Keunggulan Menggunakan Sistem Pakar, Kekurangan dari Sistem Pakar dan Komponen yang terdapat didalam Sistem Pakar

 

 

Sistem Pakar

Pengertian - Keuntungan - Keunggulan - Kekurangan - Komponen



Pengertian Sistem Pakar

Menurut Juanda (2006:16) sistem pakar menirukan perilaku seorang pakar dalam menangani suatu persoalan. 

 

Pada suatu kasus seorang pasien mendatangi dokter untuk memeriksa badannya yang mengalami gangguan kesehatan, maka dokter atau pakar kesehatan akan memeriksa dan melakukan diagnosa. 

 

Bila dokter cukup sibuk dan pelaksana diagnosa digantikan oleh sebuah sistem pakar, maka sistem pakar diharapkan dapat membantu memahami dan menganalisa keadaan pasien dan menemukan penyakit yang diderita pasien itu. 

 

Sistem pakar diharapkan juga untuk menghasilkan dugaan atau hasil diagnosa yang sama dengan diagnosa yang dilakukan oleh seorang ahli. 

 

Beberapa ahli lain juga mengungkapkan pengertian mengenai sistem pakar antara lain adalah

  • Durkin: sistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah yang dilakukan seorang pakar.
  • Giarratano dan Riley: sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang bisa menyamai atau meniru kemampuan seorang pakar.

 

Dapat disimpulkan sistem pakar adalah sebuah program komputer yang digunakan untuk menggantikan seorang ahli dalam menyelesaikan suatu permasalahan dan mendapatkan jawaban yang sesusai atau menyamai penyelesaian masalah yang dilakukan oleh sang ahli atau pakar.



Keuntungan Menggunakan Sistem Pakar

Adapun keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan sistem pakar yang akan dibuat adalah sebagai berikut:

  1. Mendapatkan Solusi dengan lebih mudah.
  2. Pengguna dapat meningkatkan pengetahuan mengenai komputer melalui analisis yang diberukan oleh sistem pakar yang dibuat.
  3. Penyelesaian masalah dapat dimungkinkan tanpa bantuan teknisi atau pakar, sehingga dapat menghemat biaya yang dikeluarkan.
  4. Dapat menjadi panduan untuk berbagi ilmu dengan orang lain, karena adanya sistem pakar ini
  5. Pengguna dapat mencari pemecahan solusi jika terjadi kerusakan pada komputer yang dimiliki kapan saja, karena pakar sudah disediakan didalam sistem



Keunggulan Sistem Pakar

Adapun keunggulan yang diperoleh dari penggunaan sistem pakar adalah sebagai berikut.

  1. Menjadikan pengetahuan dan nasihat lebih mudah didapat.
  2. Meningkatkan output dan produktivitas.
  3. Menyimpan kemampuan dan keahlian pakar.
  4. Meningkatkan reliabilitas.
  5. Memberikan respons yang cepat.

 

 

Kekurangan Sistem Pakar

Sedangkan kekurangan yang ditemui ketika menyelesaikan suatu permasalahan dengan menggunakan sistem pakar adalah sebagai berikut.

  1. Masalah dalam mendapatkan pengetahuan di mana pengetahuan tidak selalu bisa didapatkan dengan mudah karena kadangkala pakar dari masalah yang dibuat tidak ada, dan kadang pendekatan yang dimiliki oleh pakar berbeda-beda.
  2. Pembuatan suatu sistem pakar yang benar-benar berkualitas tinggi sangatlah sulit dan memerlukan biaya yang sangat besar untuk pengembangan dan pemeliharaanya.
  3. Sistem pakar tidaklah 100% menguntungkan, walaupun seorang tetap tidak sempurna atau tidak selalu benar. Oleh karena itu perlu diuji ulang secara teliti sebelum digunakan. Sehingga dalam hal ini peran manusian tetap merupakan faktor yang dominan.

 


Komponen Sistem Pakar

Sistem pakar terdiri dari beberapa komponen untuk dapat membuat sistem tersebut menjadi sistem yang utuh, komponen tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Basis pengetahuan, yaitu pengetahuan yang dibutuhkan untuk memahami, dan menyelesaikan masalah.
  2. Subsistem penambahan pengetahuan. Merupakan tempat untuk memasukkan pengetahuan, mengkontruksi atau memperluas pengetahuan dalam basis pengetahuan. Pengetahuan itu bisa berasal dari buku, ahli, basisdata, penelitian, dan gambar.
  3. Motor inferensi (inference engine). Yaitu program yang berisi metodologi yang digunakan untuk melakukan penalaran terhadap informasi-informasi basis pengetahuan dan blackboard, serta digunakan untuk memformulasikan konklusi. Ada tiga elemen utama dalam motor inferensi antara lain yaitu, Interpreter: mengeksekusi item – item agenda yang terpilih menggunakan aturan dalam basis pengetahuan, Sceduler: mengontrol agenda, dan Consistency Enforce: memlihara konsistensi dalam mempresentasikan solusi yang bersifat darurat.
  4. Blackboard. Merupakan area dalam memori yang digunakan untuk merekam kejadian yang sedang berlangsung termasuk keputusan sementara.
  5. Subsistem penjelas. Digunakan untuk melacak respond dan member memperjelas tentang kelakukan sistem pakar secara interaktif.



Nah, itulah pembahasan mengenai sistem pakar, semoga bermanfaat. jangan lupa terus kunjungi ladangtkeno dan dapatkan informasi menarik mengenai dunia teknologi

MESSAGE ORIENTED MIDDLEWARE (MOM)

 MESSAGE ORIENTED MIDDLEWARE (MOM)

 

 

MESSAGE ORIENTED MIDDLEWARE (MOM)

 

 

Pengertian MOM

Menurut Gold-Bernstein, Beth; Ruh, William A (2005). MOM (Pesan berorientasi middleware) adalah suatu software atau hardware yang berfungsi sebagai pendukung sistem. 


MOM adalah teknologi yang memungkinkan untuk eventdriven modern yang biasanya didasari pada komunikasi publikasi/berlangganan.


Message-oriented middleware merupakan sebuah infrastruktur perangkat linak yang berada diantara arsitektur client server dan mendukung singkronisasi asynchronous antara perangkat lunak pada klien dan server. 

 

MOM merupakan API (Aplication Programming Interfaces) yang dapat diterapkan diberbagai macam platform dan jaringan yang mendukung penggunaan MOM. 

 

MOM dapat meningkatkan fleksibilitas dari sebuah arsitektur dengan menjadikan perangkat lunak dapat bertukar informasi dengan perangkat lunak lainnya tanpa harus mengetahui platform dari perangkat tersebut. 

 

Pesan tersebut dapat berupa data, permintaan action atau keduanya. Pada umunya, sistem MOM menyediakan antrian pesan jika terjadi proses dalam jumlah banyak, jadi jika tujuan dari proses sedang sibuk maka pesan tersebut akan disimpan secara temporary sampai proses tersebut dieksekusi. MOM pada umunya bersifat asynchronous dan peer-to-peer. 



Kategori MOM

Message Oriented Middleware memiliki 2 kategori dalam pengimplementasiannya yaitu Point to Point dan Publikasi/Berlangganan
a.    Point to Point
Point to Point biasa dikenal sebagai model antrian. Pada model antrian ini pengirim dan penerima tidak akan bergantung satu sama lain, karena setiap pesan yang dikirim oleh pengirim penerimanya hanyalah satu. Setelah pesan diakui telah diterima oleh penerima maka pesan tersebut akan dihapus pada antrian pesan yang dikirimkan sebelumnya.


Gambar 2.1 Pesan Point to Poin
Gambar 2.1 Pesan Point to Poin


b.    Publikasi/Berlangganan
Pada kategori MOM jenis ini, pengirim akan mengirimkan pesan ke satu atau lebih penerima pesan. 

 

Penerima pesan yang telah berlangganan di topik akan menerima pesan dari pengirim, karena pengirim kan menerbitkan pesan ke topik lalu penerima pesan akan mendapatkan pesan tersebut. 

 

Penerima yang berlangganan di topik akan hadir sampai pesan yang dikirimkan sampai ke semua penerima atau pelanggan atau sampai pesan terakhir.


Gambar 2.2 Pesan publikasi/berlangganan
Gambar 2.2 Pesan publikasi/berlangganan



Arsitektur MOM

Arsitektur dari MOM dijelaskan menjadi tiga bagian yaitu middleware, Sistem Berbasis MOM, dan Kombinasi RPC dan Sistem MOM
a.    Middleware
Gambar 3.1 Middleware menunjakan bahwa middleware berada diantara lapisan aplikasi dan lapisan platform

 

Gambar 3.1Middleware
Gambar 3.1Middleware

 

Aplikasi yang terdistribusi pada nodes jaringan berbeda menggunakan interface untuk saling berkomunikasi tanpa harus mempedulikan rincian lingkungan operasi yang memiliki host aplikasi berbeda atau dengan layanan yang menghubungkan mereka ke aplikasi ini. 

 

Sebagai tambahan, dengan menggunakan administrasi interface. Sistem virtual dari aplikasi yang saling berhubungan dapat dibuat dengan handal dan aman. 

 

Middleware dapat dikelomppokan kedalam beberapa ketgori sebagai berikut:

  1. Remote Porcedure Call atau Middleware yang berbasis RPC, yang memungkinkan suatu prosedur dalam aplikasi yang dapat memanggil prosedur dalam aplikasi remote seolah seolah merupakan panggilan local. Middleware menerapkan mekanisme penghubungan yang menempatkan prosedur jarak jauh dan membuat menjadi transapran
  2. Object Request Broker atau Middleware berbasis ORB yaitu yang memungkinkan objek aplikasi untuk didistribusikan dan dibagikan pada jaringan yang berbeda
  3. Message Oriented Middleware atau MOM berbasis middleware yang memungkinkan aplikasi terdistribusi untuk dapat saling berkomunikasi dan bertukar data dengan cara mengirim dan menerima pesan
     

Semua model diatas memungkinkan untuk satu komponen perangkatlunak untuk mempengaruhi komponen yang lain melaui sebuah jaringan.

 

b.     Sistem Berbasis MOM
Sistem berbasis MOM memungkinkan komunikasi melalui pertukaran pesan asynchronous, seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.2


Gambar 3.2 Sistem Berbasiskan MOM
Gambar 3.2 Sistem Berbasiskan MOM

 

MOM membuat pengguna yang menggunakan provider mesangging untuk menengahi operasi messaging. Komponen dari sistem MOM adalah klien, pesan, dan penyedia MOM termasuk API dan alat – alat administrasi. 

 

Penyedia MOM menggunakan arsitektur yang berbeda untuk mengarahkan dan mengirim pesan, yaitu bisa dengan menggunakan server terpusat atau mendistribusikan pengalaman dan pengiriman untuk setiap klien atau dengan menggunakan pendekantan keduanya. 

 

Salah datu keunggulan dari pengunaan pesan yang menengahi antara penyedia pesan klien adalah dengan menambahkan antarmuka administrated kita bisa memonito dan meningkatkan kinerjanya.


c.    Kombinasi RPC dan Sistem MOM
Gambar 3.3 menunjukan cara sistem MOM untuk dapat memungkinkan komunikasi dilakukan antar dua sistem pesan yang sinkron. 

 

Sisi kiri dari gambar 3.3 menunjukan aplikasi yang mendistribusikan klien, server, dan komponen menyimpan data pada node jaringan yang berbeda. 

 

Sisi kanan Gambar 3.3 menunjukan sistem yang menjadi sub dari sistem yang berpartisipasi, sistem di Gambar 3,3 sisi kanan akan direplikasi sebanyak yang akan diimplementasikan.

 

Gambar 3.3 kombinasi RPC dan Sistem MOM
Gambar 3.3 kombinasi RPC dan Sistem MOM

 

Sistem MOM mejadikan klien sebagai sistem perangkat lunak yang heterogen yang hanya dapat beroperasi dengan cara pesan asynchronous.



Implementasi MOM Pada Social Messenger

Social messenger merupakan sebuah teknologi komunikasi yang memungkinkan penggunanya untuk berkomunikasi tanpa batasan waktu dan jarak. 

 

Pertumbungan teknologi yang kian cepat membuat banyak jenis social messenger baru bermunculan. Social messenger yang dibahas yakni Yahoo Messenger.

 

Gambar 4.1 Overview MOM Pada Social Messenger
Gambar 4.1 Overview MOM Pada Social Messenger

 

 

System overview pada gambar di atas menggambarkan proses aliran data yang terjadi pada sebuah social messenger (Yahoo Messenger). 

 

Sistem tersebut diawali dengan pengaturan proses yang dilakukan oleh admin dengan mengaktivasi akun yahoo sebagai media komunikasi.

 

Gambar 4.2 Arsitektur Sistem Pada Social Messenger
Gambar 4.2 Arsitektur Sistem Pada Social Messenger


 

Sistem pada jurnal ini adalah model dinamis MOM karena mudah beradaptasi dalam proses bisnis yang terjadi. 

 

Hanya menciptakan kata kunci untuk setiap cabang, sangat mudah untuk melaksanakan integrasi data manipulasi data dan informasi yang dicari. kekuatan penggunaan (PL SQL dan dinamis SQL) membuat model MOM ini menjadi fleksibel dan sederhana pengimplementasinya pada setiap sistem tanpa mempengaruhi lain proses pada sistem sebelumnya.

 

 

 

 

 

 

Pustaka:

  1. Gold-Bernstein, Beth; Ruh, William A (2005), Enterprise integration: the essential guide to integration solutions, Addison Wesley, ISBN 0-321-22390-X
  2. Sun Microsystems, Open Message Queue Overview, http://mq.java.net/overview.html, last accessed march 8, 2017
  3. Oracle, Message – Oiriented Middleware (MOM), https://docs.oracle.com/cd/E19340-01/820-6424/aeraq/index.html, last acsessed march 8, 2017
  4. Google Scholar, TECHNOLOGY AREA https://oa.mo.gov/sites/ default/files/ TAMessageOrientedMiddleware06220 5.pdf. last acsessed march 8, 2017
  5. Nyoman Sarasuartha Mahajaya. E-Journal. Design of Message-Oriented Middleware Based on Social Messenger .http://ijcset.net/docs/Volumes/volume2issue4/ijcset2012020423.pdf. 2012. Last accesed march 8.


 


INTEGRASI DAN MIGRASI SISTEM | LADANGTEKNO

 

INTEGRASI DAN MIGRASI SISTEM

 

 

INTEGRASI DAN MIGRASI SISTEM

 

Pengertian Integrasi

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Integrasi merupakan suatu perubahan yang terjadi hingga menjadi suatu kesatuan yang pasti dan utuh. 

 

Pengertian Sistem

Menurut Bodnar dan Hopwood (2010:1) Sistem Integrasi adalah suatu gabungan dari beberapa sistem yang ada hingga membentuk suatu kesatuan sistem yang mampu mengelola sistem lebih baik lagi.
 

 

Bentuk-bentuk Integrasi

a.    Integrasi Vertikal
Integrasi Vertikal (sebagai lawan "integrasi horizontal") adalah proses mengintegrasikan subsistem sesuai dengan fungsi mereka dengan menciptakan entitas fungsional yang juga disebut sebagai silo [8].

 

Manfaat dari metode ini adalah bahwa integrasi dilakukan dengan cepat dan hanya melibatkan vendor yang diperlukan, oleh karena itu, metode ini lebih murah dalam jangka pendek. 

 

Di sisi lain, biaya kepemilikan dapat secara substansial lebih tinggi dari yang terlihat dalam metode lainnya, karena dalam kasus fungsi baru atau ditingkatkan, satu-satunya cara yang mungkin untuk menerapkan (skala sistem) akan dengan menerapkan silo lain. Menggunakan kembali subsistem untuk membuat fungsi lain tidak mungkin.

 

b.    Integrasi Bintang
Integrasi Bintang juga dikenal sebagai integrasi spaghetti, adalah proses integrasi sistem di mana setiap sistem saling berhubungan untuk masing-masing subsistem yang tersisa. 

 

Bila diamati dari perspektif subsistem yang sedang terintegrasi, koneksi mengingatkan bintang, tetapi ketika diagram keseluruhan sistem disajikan, koneksi terlihat seperti spaghetti, maka nama metode ini dikenal sebagai integrase spaghetti. Biaya bervariasi karena antarmuka yang mengekspor subsistem.

 

Dalam kasus di mana subsistem mengekspor antarmuka heterogen atau kepemilikan, biaya integrasi secara substansial dapat meningkat. 

 

Waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk mengintegrasikan sistem meningkat secara eksponensial saat menambahkan subsistem tambahan. Dari perspektif fitur, metode ini sering tampak lebih baik, karena fleksibilitas ekstrim penggunaan kembali berfungsi.

 

c.    Integrasi Horizontal
Integrasi Horizontal atau Enterprise Service Bus (ESB) adalah metode integrasi di mana subsistem khusus didedikasikan untuk komunikasi antara subsistem lainnya. 

 

Hal ini memungkinkan memotong jumlah koneksi (interface) untuk hanya satu per subsistem yang akan terhubung langsung ke ESB. 

 

ESB mampu menerjemahkan antarmuka ke antarmuka yang lain. Hal ini memungkinkan memotong biaya integrasi dan menyediakan fleksibilitas ekstrim. 

 

Dengan sistem terintegrasi dengan menggunakan metode ini, adalah mungkin untuk sepenuhnya menggantikan satu subsistem dengan subsistem lain yang menyediakan fungsi serupa tapi ekspor antarmuka yang berbeda, semua ini benar-benar transparan untuk sisa subsistem. 

 

Satu-satunya tindakan yang diperlukan adalah untuk mengimplementasikan antarmuka baru antara ESB dan subsistem baru.


Skema horisontal bisa menyesatkan, namun, jika ia berpikir bahwa biaya transformasi data menengah atau biaya tanggung jawab atas logika bisnis pergeseran dapat dihindari.


Sebuah format data umum adalah metode integrasi untuk menghindari setiap adaptor harus mengkonversi data ke / dari format setiap aplikasi lain, integrasi aplikasi Enterprise (EAI) sistem biasanya menetapkan format data aplikasi-independen (atau umum). 

 

Sistem EAI biasanya menyediakan layanan transformasi data juga untuk membantu mengkonversi antara aplikasi-spesifik dan umum format. 

 

Hal ini dilakukan dalam dua langkah: adaptor mengkonversi informasi dari format aplikasi ke format umum bus ini. 

 

Kemudian, transformasi semantik yang diterapkan pada ini (mengkonversi kode pos untuk nama kota, membelah / penggabungan objek dari satu aplikasi ke objek dalam aplikasi lain, dan sebagainya).



MOM (Message Oriented Middleware)

Menurut Gold-Bernstein, Beth; Ruh, William A (2005). MOM (Pesan berorientasi middleware) adalah suatu software atau hardware yang berfungsi sebagai pendukung sistem. 

 

Software atau hardware memiliki tugas mengirim dan menerima pesan antara sistem yang bersifat terdistribusi. 

 

Pesan berorientasi sistem ini memungkinkan suatu aplikasi dapat didistribusikan dari suatu platform heterogen, dan dapat mengurangi kompleksitas pengembangan aplikasi yang ada pada sistem protocol jaringan dan operasi. 

 

Sistem pesan berorientasi middleware ini menciptakan lapisan komunikasi terdistribusi pengembang aplikasi dari berbagai OS (Operating system) dan antarmuka jaringan. 

 

Kemudian API bertugas untuk memperluas jaringan yang telah disediakan oleh MOM dan beragam platform lainnya.

 

Bisnis, lembaga, dan teknologi mulai berkembang dan berubah secara terus menerus, ini mengakibatkan seluruh sistem software yang digunakan harus mampu mengurus sarana perubahan tersebut. 

 

Merger, penambahan dan perluasan layanan bisnis harus dapat menciptakan sistem informasinya. Titik yang paling kritis yaitu perlu dilakukannya integrasi suatu komponen baru yang se-efisien mungkin.

 

Adapun cara termudah untuk melakukan integrasi komponen heterogen yang bukan menjadikannya sebagai elemen homogen namun untuk memberikan lapisan yang memungkinkan komponen heterogen untuk berkomunikasi, meskipun heterogen dan homogen berbeda. 

 

Lapisan inilah yang dikatakan middleware, dimana lapisan ini mempunyai fungsi yaitu memungkinkan komponen perangkat lunak (software) yang sudah dikembangkan secara independen dan berjalan sesuai dengan jaringan platform yang berbeda untuk dapat berinteraksi satu dengan yang lainnya.

 

Sistem MOM memberikan elemen perangkat lunak berada di semua komponen, yang dapat berkomunikasi dari client maupun server dan juga dapat mendukung panggilan asynchronous yang ada pada aplikasi client dan server. 

 

MOM juga dapat mengurangi keterkaitan yang terjadi antara pengembang aplikasi dengan kompleksitas dari mekanisme client maupun server.



Integrasi Sistem Informasi Manajemen dengan Chat

Contoh yang diambil dalam proses integrasi SIM dengan chat yaitu jurnal dengan judul “Perancangan Chatter Berbasis Program O Menggunakan Web Crawler dan Web server”.


Sistem informasi memiliki beberapa tipe, salah satunya adalah sistem CRM (Customer Relationship Management) yang menggunakan metode Customer Service and Support yang lebih ditujukan untuk menyediakan layanan berbasis pelanggan.


Menurut Yang, H, Chua, T., Wang, S., AND Koh, C (2003). Perkembangan dunia teknologi dan gaya hidup manusia saat ini, memungkinkan proses mengakses sistem informasi dengan cara yang baru, misalnya menggunakan metode chatting dengan menggunakan koneksi internet.


Tujuan dari penelitian ini adalah membuat suatu aplikasi chatterbot yang menggunakan metode AI (Artificial Intelligence) yang dapat digunakan untuk mengakses dan mendapatkan data dari sistem informasi sumber aslinya. 

 

Sistem ini dikembangkan dari mesin ALICE dan kemudian mengintegrasikannya dengan website. Pangkalan data dari sistem informasi dapat mengelola data sehingga akan mendapatkan feedback dari chatterbot sesuai dengan keinginan.



Pustaka:

  1. Aldarmi, Saud A. 1998. Real-Time Database Systems : Concepts and Design. Diakses dari: http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download;jsessionid=0F16CECAD1A49EC903CE01AE9E833ABF?doi=10.1.1.50.8560&rep=rep1&type=pdf pada tanggal 25 februari 2017.
  2. Dian Permana, Arieffin. PENERAPAN APLIKASI SAIBA UNTUK PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. Diakses dari: http://jurnal.unej.ac.id/index.php/JAUJ/article/download/2512/2502 pada tanggal 25 februari 2017.
  3. Zainul, Moh. 2013. ANALISIS DAN DESAIN SISTEM SIKLUS-SIKLUS PEMROSESAN TRANSAKSI BERBASIS KOMPUTER PADA PERUSAHAAN DIBIDANG JASA TOUR & TRAVEL. Diakses dari: http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/2114/Moh.%20Zainul%20I.%20-%20050810301337.pdf?sequence=1 pada tanggal 25 februari 2017.
  4. Risca. DATABASE TERDISTRIBUSI. Diakses dari: risca.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/28256/9_Database+Terdistribusi.pdf pada tanggal 25 februari 2017
  5. Elmasri, Ramez, dan Shamkant B. Navathe.  2004. Fundamentals of Database Systems. Boston: Pearson Education, Inc.
  6. Banuaji, M.I. Bayu, Elkaf Rahmawan. Perancangan Database Terdistribusi Menggunakan Metode Bottom - Up Framentation Studi Kasus Aplikasi Rekam Medis PMI Purwekerto. Diakses dari: eprints.dinus.ac.id/12012/1/jurnal_11830.pdf pada tanggal 25 februari 2017
  7. Sage, A.P., & Rouse, W. B. (2009). Handbook of System Engineering and Management (2nded). River Street: Wiley- Interscience.
  8. Lau, Edwin (2005), "Multi-channel Service Delivery", OECD e-Government Studies e-Government for Better Government, Paris: OECD, p. 52, OCLC 224889830
  9. Gold-Bernstein, Beth; Ruh, William A (2005), Enterprise integration: the essential guide to integration solutions, Addison Wesley, ISBN 0-321-22390-X
  10.  Curry, Edward. 2004. "Message-Oriented Middleware". In Middleware for Communications, ed. Qusay H Mahmoud, 1-28. Chichester, England: John Wiley and Sons. 
  11. Yang, H, Chua, T., Wang, S., AND Koh, C 2003, Structured Use of External Knowledge for Event-based Open Domain Question Answering, Annual ACM Conference on Research and Development in Information Retrieval 
  12. Arafat, Yassier. 2012. “Hubungan Antara Informasi...”. Skripsi Mahasiswa Universitas Padjadjaran. 
  13. Handel, M., 2002. Presence Awareness and Instant Messaging: Multiple Devices, Multiple Endpoints.
  14. Symantec Enterprise Security. (2002). Securing Instant Messaging.
  15. Viewz. Instant Messaging Guide. Diakses dari: http://www.viewz.com/features/imguide.s html pada 25 februari 2017.

PERNYATAAN DAN ISTILAH-ISTILAH YANG BERKAITAN DENGAN ANALIS SISTEM DAN DESAIN

PERNYATAAN DAN ISTILAH-ISTILAH YANG BERKAITAN  DENGAN ANALIS SISTEM DAN DESAIN


 

 

 

PERNYATAAN DAN ISTILAH-ISTILAH YANG BERKAITAN  DENGAN ANALIS SISTEM DAN DESAIN

 

 

Pertanyaan:


1.    Sebutkan, jelaskan dan berikan contoh hal-hal yang melatarbelakangi pengembangan suatu sistem informasi dalam sebuah organisasi atau perusahaan.


2.    Jelaskanlah tentang tentang konsep gunung es biaya dalam pengembangan sistem.


3.    Setelah sistem baru dikembangkan, maka diharapkan akan terjadi peningkatan pada sistem baru tersebut. Peningkatan ini berhubungan dengan istilah PIECES. Sebutkan, jelaskan dan berikan contoh masing-masing komponen dari PIECES yang dikaitkan dengan Tugas Pribadi Project Kelompok.

 

TAHAPAN – TAHAPAN SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC) - HENRY C. LUCAS, JR

TAHAPAN – TAHAPAN  SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC) - HENRY C. LUCAS, JR

 

 

Sebelumnya kita sudah pernah membahas mengenai SDLC atau System Development Life Cycle di beberapa artikel, salahsatunya dari Jogiyanto.


Sekarang kita akan membahasnya kembali namun dari pendapat ahli yang berbeda yaitu HENRY C. LUCAS, JR.


Kita langsung saja ke pembahasan materinya.




TAHAPAN – TAHAPAN

SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE

HENRY C. LUCAS, JR




Pengertian SDLC (System Development Life Cycle)

SDLC - Systems Development Life Cycle (Siklus Hidup Pengembangan Sistem) atau bisa juga disebut Systems Life Cycle (Siklus Hidup Sistem), dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak, adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. 

 

Metode SDLC sering dinamakan proses pemecahan masalah, yang langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

  1. Melakukan survei agar mempunyai gambaran sistem informasi yang sedang berjalan.
  2. Mempelajari dan menganalisis system yang tidak berjalan.
  3. Menentukan permintaan pemakai system informasi.
  4. Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik.
  5. Menentukan perangkat keras dan lunak komputer.
  6. Merancang system informasi baru.
  7. Membangun system informasi baru.
  8. Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan system informasi baru.
  9. Memelihara dan melakukan perbaikan atau meningkatkan system informasi baru bila diperlukan.




Pengertian SDLC (System Development Life Cycle) Menurut Henry C. Lucas, Jr

SDLC (Systems Development Life Cycle) merupakan suatu bentuk yang digunakan untuk menggambarkan tahapan utama dan langkah-langkah di dalam tahapan dalam proses pengembangannya. 

 

Pada system life cycle tiap-tiap bagian dari pengembangan sistem dibagi menjadi beberapa tahapan kerja. 

 

Tiap-tiap tahapan ini mempunyai karakteristirk tersendiri, tahapan utama siklus hidup pengembangan sistem dapat terdiri dari tahapan

  1. perencanaan sistem (system planning), 
  2. analisis sistem(system analysis), 
  3. desain sistem (system desain), 
  4. seleksi sistem (system selection), 
  5. implementasi sistem (system implementation), dan 
  6. perawatan sistem (system maintenace). 

 

 

Berikut merupakan 11 tahapan-tahapan SDLC (Systems Development Life Cycle) menurut Henry C. Lucas, Jr.


1.    Inception

Tahap ini merupakan tahap dilakukan pembuatan draft kasar tentang kemungkinan resiko yang terjadi pada sistem, sebagai langkah pertama dari manajemen resiko.


Berikut merupakan personil yang terlibat.

  • Developer system bertugas membuat draft kasar tentang kemungkinan resiko yang terjadi pada sistem. 
  • User management memutuskan sistem tersebut mungkin dikerjakan.

 

 

2.    Feasibility Study

Tahap ini merupakan tahap dilakukan study yang menghasilkan project plan untuk menjawab pertanyaan seperti 

  • apakah kita mampu menjalankan sistem, 
  • apakah sistem melibatkan komunikasi intensif, 
  • apakah organisasi mempunyai jaringan, 
  • juga mengkaji estimasi biaya (budget), tidak hanya biaya pembelian tapi juga running cost, 
  • apakah user mempunyai pengalaman dalam menggunakan solusi yang diusulkan, dan 
  • apakah solusi yang diusulkan dapat digunakan tepat pada waktunya.

 

Hal-hal tersebutlah yang didefinisikan oleh sistem analis dan mendapatkan persetujuan dari user.

 

Berikut merupakan personil yang terlibat.

  • Analysis system bertugas melakukan studi yang akan menghasilkan project plan dan kelayakan alternative.
  • User management dan designer memberikan pertimbangan-pertimbangan ke sistem analis.

 

 

 3.    System Analysis

Tahap ini merupakan tahap untuk menampung data faktual, memahami proses yang terjadi di dalam sistem, identifikasi masalah, menyarankan pendapat yang bisa dilakukan untuk mengembangkan fungsi sistem. 

 

Pada tahap ini juga merupakan pendalaman proses bisnis, kumpulan data operasional, memahami arus informasi, penyempitan jalur pada sistem, mencari solusi dari kelemahan sistem untuk mencapai tujuan dari organisasi. 

 

Tujuan utama dari analisa sistem adalah menemukan jawaban dari setiap proses bisnis, apa yang telah dikerjakan, bagaimana dikerjakan, siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan, kenapa dikerjakan, dan bagaimana cara memperbaiki. 

 

Dilakukan untuk melahirkan sistem yang efisien dan memuaskan kebutuhan pengguna.


Berikut merupakan personil yang terlibat.

  • Analysis system bertugas melakukan pemahaman proses, mengumpulkan data factual, identifikasi masalah, serta menyarankan pendapat tentang pengembangan sistem.
  • User management diminta mendesain output yang diharapkan.

 

 

4.    Requirement Analysis

Tahap ini merupakan tahap interaksi intensif antara analis sistem dengan komunitas pemakai sistem (end-user), dimana team pengembangan sistem menunjukkan keahliannya untuk mendapatkan tanggapan dan kepercayaan pemakai, sehingga mendapat partisipasi yang baik. 

 

Ini menjadi pekerjaan sulit karena harus mendapatkan kesepakatan (skeptical) pemakai tentang kebutuhan mereka dari sebuah sistem informasi, yang disebabkan adanya kemungkinan pemakai mengalami kegagalan dalam sistem informasi sebelumnya.


Berikut merupakan personil yang terlibat.

  • Analysis system bertugas melakukan interaksi intensif dengan user dan Quality assurance staff untuk mendapatkan informasi yang menjadi kebutuhan pemakai.
  • Quality assurance staff yang melakukan review secara kontinyu dari setiap proses yang menjadi masukan untuk analis.

 

 

5.    Design

Tahap ini dikatakan Ideal system unconstrained, perancangan sistem yang ideal bagi pengguna, memenuhi kebutuhan dan bersifat tidak terbatas.


Berikut merupakan personil yang terlibat.

  • Analisis system bertugas mengembangkan rancangan sesuai kebutuhan pemakai sistem dengan meperhatikan tekanan-tekanan desain seperti integrasi, kualitas dan daya guna informasi, faktor manusia, kebutuhan sistem, biaya efektivitas serta kelayakan.
  • User management bertugas memberikan masukan ke Analis, seperti halnya menentukan software pembangkit, prototipe dan perkembangan pemakai sistem atau kombinasi lainnya.

 

 

 6.    Spesifications

Tahap ini merupakan tahap identifikasi atau spesifikasi target lingkungan, mengembangkan rencana contigency sebagai responsi presedur darurat, karena banyak hal dapat mempengaruhi desain sistem, membuat dokumentasi pengembangan sistem oleh sistem analis. 

 

Pada tahap ini juga telah ditentukan alur proses sistem, disain basisdata, input dan output, kebutuhan pemrograman dan manual prosedurnya.


Berikut merupakan personil yang terlibat.

  • Analysis system menyiapkan gambaran kerja pengembangan sistem baru yang ideal yang tidak dibatasi biaya dan teknologi.
  • User management disini hampir sama dengan tahap design yaitu memberikan masukan ke analis.

 

 

 7.    Programming

Tahap ini merupakan tahap penulisan program aktual operasi logika, pada beberapa perusahaan tertentu, pekerjaan ini dilakukan oleh kelompok programmer terpisah, ada juga yang menggunakan analis programmer.


Berikut merupakan personil yang terlibat.

  • Programmer membuat program sesuai dengan desain yang telah dibuat oleh analis.
  • Analis sistem mendukung dan mengatur kerja programmer agar sesuai dengan desain yang sudah dibuat sebelumnya.

 

 

8.    Testing

Tahap ini merupakan tahap melakukan pengujian pada sistem, apakah telah sesuai dengan disain dan keinginan pemakai (user).


Berikut merupakan personil yang terlibat.

  • Desainer dan user bekerja secara bersama melakukan test atau percobaan terhadap sistem yang dibuat, apakah output sudah sesuai dengan yang diharapkan atau belum.

 

 

9.    Training

Tahap ini merupakan tahap melakukan pelatihan kepada pemakai sistem / pengguna dari sistem (user).


Berikut merupakan personil yang terlibat.

  • Analis sistem melakukan pelatihan kepada karyawan tentang sistem baru yang dibuat. 
  • User atau pengguna berpartisipasi penuh dalam pelatihan sambil melakukan review apakah ada kekurang atau ketidaksesuaian pada output yang dihasilkan.

 

 

10.    Convertion

Tahap ini merupakan tahap melakukan konversi / migrasi data dari sistem lama ke sistem yang baru.


Berikut merupakan personil yang terlibat.

  • Analis sistem melakukan konversi sistem dari sistem lama ke sistem yang baru menggunakan metode pendekatan yang ada. 
  • User memberikan estimasi dan memprakirakan dampak dari sistem baru terhadap organisasi atau individu.

 

 

11.    Maintenance

Tahap ini merupakan tahap sudah tidak ada lagi perubahan disain sistem, kecuali ada perubahan penting pada sistem, namun perusahan selalu meminta perubahan secara kontinue terhadap konten pelaporan, dan sistem operasi. Tahap ini diberi nama operation.


Berikut merupakan personil yang terlibat.

  • User management menyampaikan kepada analis jika ada perubahan yang perlu dilakukan pada sistem
  • Analis sistem tetap melakukan pengawasan terhadap sistem agar sesuai dengan desain yang direncanakan.

 

 

 

Nah, sekian pembahasan mengenai Tahapan System Development Life Cycle dari HENRY C. LUCAS, JR.


Jangan lupa kunjungi terus Ladangtekno untuk mendapatkan update dan informasi menarik mengenai dunia teknologi. Sampai jumpa di postingan berikutnya