MRP II |
Enterprise Resource Planning atau yang disingkat ERP adalah sistem informasi yang diperuntukan bagi perusahaan untuk menangani peran mengintegrasikan dan mengoptimalisasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi pada perusahaan.
ERP berkembang dari Manufacturing Resource Planning (MRP II) yang merupakan evolusi dari Material Requirements Planning (MRP).
Sistem ERP sering disebut Back Office System yang mengindikasikan bahwa pelanggan atau masyarakat tidak terlibat dalam sistem ini. Hingga saat ini perkembangan ERP telah sampai pada era Extended ERP/ERP II.
PERKEMBANGAN ERP
ERP berkembang dari era awal yang bernama MRP, Close Loop MRP, MRP II, Planning MRP II, ERP dan Extended ERP.
A. MRP
Tahun 1960-an merupakan konsep awal dari ERP dengan adanya MRP, dengan konsep perencanaan kebutuhan material.
Sistem ini meliputi perencanaan dan penjadwalan kebutuhan material perusahaan seperti produk apa yang akan dibuat, apa yang diperlukan untuk membuat produk, kapan material tersebut diperlukan, dan berapa banyak material tersebut diperlukan.
MRP didasarkan pada permintaan dependen yaitu permintaan yang disebabkan oleh permintaan terhadap item level yang lebih tinggi.
Misalnya permintaan akan mesin otomotif, roda merupakan permintaan dependen yang tergantung pada permintaan otomobil.
Keunggulan Material Requirement Planning (MRP) antara lain adalah sebagai berikut
- Memberikan kemampuan untuk menciptakan harga yang lebih kompetitif,
- Mengurangi harga jual,
- mengurangi persediaan,
- Layanan yang lebih baik kepada pelanggan,
- respon yang lebih baik terhadap tuntutan pasar,
- kemampuan mengubah skedul master
- mengurangi biaya set-up, dan waktu nganggur (idle time)
Sedangkan kelemahan yang menyangkut kegagalan MRP mencapai tujuan yang disebabkan oleh:
- kurangnya komitmen dari manajemen puncak dalam pengimplementasian MRP,
- MRP dipandang sebagai sesuatu yang terpisah dari sistim lainnya, lebih dipandang sebagai sistim yang berdiri sendiri dalam menjalankan operasi perusahaan daripada sebagai suatu sistim yang terkait dengan sistim lain dalam perusahaan.
- membutuhkan akurasi operasi,
B. Close Loop MRP
Tahun 1970-an merupakan close loop MRP yaitu menjadi tahap selanjutnya dari MRP dan merupakan sederetan fungsi yang tidak hanya terbatas pada MRP terkait dengan perencanaan kapasitas, perencanaan dan eksekusi, terdiri atas alat bantu penyesuaian masalah prioritas dan adanya rencana yang dapat diubah atau di ganti jika diperlukan.
Close Loop MRP dapat mengembalikan produk sebagai bagian dari rantai suplai.
Proses Loop produk dapat dating dari saluran eceran pelanggan atau berasal dari fasilitas produksi yang dalam bentuk manufaktur oleh produk- produk yang gagal memenuhi pengendalian mutu.
C. MRP II
Tahun 1980-an MRP berkembang menjadi MRP II (Manufacturing Resource Planning), yang memperkenalkan konsep mengenai penyatuan kebutuhan material (MRP) dan kebutuhan sumber daya untuk proses produksi, dengan menambahkan 3 elemen yaitu:
- perencanaan penjualan dan operasi,
- antarmuka keuangan dan
- simulasi analisis dari kebutuhan yang diperlukan.
MRP II |
Model bisnis dari MRP II dapat dibagi menjadi Perencanaan Manajemen Puncak, perencanaan Manajemen Operasi, dan Pelaksanaan Manajemen Operasi.
1. Perencanaan Manajemen Puncak
Perencanaan manajemen puncak terdiri dari peencanaan bisnis, perencanaan penjualan, dan perencanaan produksi.
a) Perencanaan Bisnis
Perencanaan bisnis meliputi misi, arah, nilai, tujuan utama secara umum, dan keharusan dalam bisnis perusahaan.
b) Perencanaan Penjualan
Perencanaan penjualan mengenai apa dan berapa hasil produksi yang akan dijual oleh perusahaan dalam satuan waktu tertentu,biasanya dalam rentang satu tahun.
Perencanaan ini dilakukan untuk setiap jenis barang dan keseluruhan produk, yang dicantumkan dalam nilai uang dan dalam satuan barang. Perencanaan penjualan biasanya didasarkan pada permintaan pasar.
c) Prencanaan Produksi
Perencanaan Produksi, yang merupakan perencanaan untukmemproduksi atau menghasilkan produk yang sesuai dengan perencanaan penjualan
2. Perencanaan Manajemen Operasi
Perencanaan manajemen operasi adalah perencanaan untuk mengembangkan secara terinci kebutuhan material dan kapasitas.
a) Jadwal Produksi Induk
Jadwal Produksi Induk atau Master Production Schedule (MPS) menggambarkan urutan pembuatan produk yang akan dihasilkan.
MPS dibuat setiap minggu dan berisi rincian setiap jenis barang yang akan diproduksi, jadwal pemesanan pelanggan dan potensi kebutuhan pelanggan.
b) Perencanaan Material
Perencanaan material adalah daftar kebutuhan material dari jadwal produksi induk yang dibuat, baik marterial tersebut sedang dipesan maupun sudah terdedia di perusahaan.
c) Perencanaan Kapasitas
Proses Perencanaan Kebutuhan Kapasitas atau Capacity Requirement Planning (CRP) hampir sama dengan proses perencanaan material.
Apabila perencanaan material mencantumkan kebutuhan terinci mengenai material, maka CRP mencantumkan kebutuhan mengenai kapasitas.
Pembuatan CRP dilakukan berdasarkan data seperti MRP, pesanan yang sedang berjalan,waktu pembuatan, dan waktu penyiapan.
3. Eksekusi Manajemen Operasi
Tahap eksekusi dalam MRP II biasanya terdiri dari pembelian barang dari pemasok luar dan pelaksanaan produksi yang dilakukan di dalam pabrik.
a) Pengawasan Pembelian
Pengawasan pembelian dilakukan untuk mengawasi jumlah pembelian, waktu pembelian dan waktu penerimaan barang agar sesuai dengan waktu yang ditentukan
b) Pengawasan Ruangan
Pengawasan Ruangan berarti pengawasan atas kelancaran kapasitas setiap produksi atau pusat pembuatan barang dan proses produksi.
Proses produksi menyangkut efisiensi dalam waktu antrean, waktu pembuatan, pengawasan mutu, serta waktu pemindahan barang jadi.
c) Pengukuran Kerja
Pengukuran kinerja adalah sesuatu yang sangat penting dalam proses manajemen. Tanpa pengukuran kinerja yang bersifat kuantitatif, sulit untuk mengetahui diketahui secara obyektif dan pertanggung jawaban mengenai keberhasilan suatu perencanaan.
Karena kinerja harus dapat diukur, maka disamping ukuran kualitatif juga dibutuhkan ukuran kuantitatif.
Ukuran kinerja biasanya perlu dikembangkan untuk dua hal yaitu ukuran efisiensi dan ukuran efektivitas.
C. ERP
Tahun 1990-an perkembangan ERP mulai pesat, awal dari perkembangan ERP dipelopori oleh 5 karyawan IBM di Mannheim Jerman yang menciptakan SAP yang berfungsi untuk menyatukan solusi bisnis.
Merupakan perluasan dari MRP II yaitu perluasan pada beberapa proses bisnis diantaranya integrasi keuangan, rantai pasokdan meliputi lintas batas fungsi organisasi dan juga perusahaan dengan dilakukan secara mudah.
Bertujuan agar perusahaan dapat beroperasi dengan baik pada kondisi yang cepat berubah dan lebih kompetitif. MRP II mirip seperti Close Loop MRP hanya saja ada penambahan dengan tiga elemen yaitu:
- Perencanaan penjualan dan operasi, yang digunakanuntuk menyeimbangkan antara permintaan danpersediaan.
- Antarmuka keuangan, kemampuan menterjemahkanrencana operasional (dalam bentuk pieces, kg, gallon, dansatuan lainya) menjadi satuan biaya.
- Simulasi, kemampuan melakukan analisis untukmendapatkan jawaban yang mungkin diterapkan dalamsatuan unit maupun uang.Perkembangan ERP
Penggunaan ERP dalam sebuah perushaan menekankan pada penggunaan teknologi didalamnya, khususnya penggunaan teknologi informasi.
Alasan dari penggunaan ERP adalah dapat dilakukannya integrasi khususnya integrasi perencanaan dalam ERP meliputi informasi keuangan, informasi pesanan pelanggan, standarisasi dan percepatan proses manufaktur, mengurangi persediaan, dan standarisasi informasi karyawan.
Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan sistem ERP dalam sebuah perusahaan adalah
- Integrasi dalam sebuah sistem ERP dapa membuat proses pengambilan keputusan dilakukan dengan lebih efektif dan efisien.
- ERP memungkinkan melakukan integrasi secara global. Halangan yang tadinya berupa perbedaan valuta, perbedaan bahasa, dan perbedaan budaya, dapat dijembatani secara otomatis, sehingga data dapat diintegrasikan.
- ERP tidak hanya memadukan data dan orang, tetapi juga menghilangkankebutuhan pemutakhiran dan pembetulan banyak sistem komputer yang terpisah.
- ERP memungkinkan manajemen mengelola operasi, tidak hanya sekedar memonitor saja.
D. Extended ERP
Tahun 2000-an ERP berevolusi menjadi Extended ERP (ERPII). Ruang lingkup Extended ERP lebih luas dan lebih komplek dari ERP.
Pada dasarnya ERP adalah penambahan module keuangan pada MRPII, sehingga lebih memudahkan bagi para pengambil keputusan menentukan keputusan-keputusannya, Melingkupi perluasan yang menjebatani pemasok sampai dengan konsumen dan difokuskan pada konsumen dan integrasi dengan supplier